Sabtu, 08 Desember 2018

kuras Danau Gara-gara Isu Tercemar HIV/AIDS


Seorang wanita pengidap HIV/AIDS tewas tenggelam. Warga khawatir air danau yang menjadi sumber kehidupan itu tercemar virus mematikan. Benarkah?

Mamamuda| Hanya karena ada wanita pengidap HIV/AIDS yang mati tenggelam, warga sebuah desa di India minta pemerintah untuk menguras air danau.

Pemerintah setempat terpaksa menguras danau dekat desa Morab di Karnataka, sekitar 440 km dari ibukota negara bagian Bengaluru.

Warga desa takut dan khawatir air di danau seluas 13 hektare itu tercemar oleh virus penyakit HIV/AIDS yang diderita wanita tersebut.

Danau itu merupakan sumber air utama bagi lebih dari 1.000 warga desa Morab. Mereka menggunakan air danau untuk keperluan dapur dan mengairi sawah.

" Kami berusaha sebaik mungkin untuk meyakinkan warga desa bahwa kami akan menguji air danau itu. Tetapi mereka bergeming dan bahkan menolak untuk mendekati danau," kata Naveen Hullur, seorang pejabat di daerah itu.

Rupanya, masih banyak orang yang berpikir bahwa penyakit HIV/AIDS bisa menular lewat air bekas pakai pengidap penyakit yang mematikan itu.

Padahal, virus HIV/AIDS hanya bisa tertular lewat hubungan seks yang berisiko, transfusi darah dan ibu yang menyusui anaknya.

Namun, warga desa ketakutan mereka akan tertular virus HIV//AIDS jika mengonsumi air danau tempat tenggelamnya jasad wanita malang itu.

Mereka pun minta pemerintah setempat untuk menguras air danau dan menggantinya dengan air baru dari kanal lainnya.

Proses menguras danau itu berlangsung selama empat hari. Sementara proses pengisian danau dengan air bersih akan memakan waktu selama empat hingga lima hari ke depan, tambah Hullur.

Virus HIV/AIDS tidak bisa menular lewat gigitan nyamuk atau memakai alat makan yang sama dengan penderita. Selain itu, virus HIV/AIDS juga tidak menular melalui udara.

Perlu diketahui juga bahwa virus HIV/AIDS ini juga tidak bisa bertahan hidup pada tubuh manusia yang sudah meninggal dunia.

Ilmuwan China `Edit` DNA Bayi Kembar, Diklaim Tahan HIV

Dream - Seorang ilmuwan dari China mengklaim telah menciptakan bayi-bayi pertama melalui rekayasa genetika. He Jiankui, ilmuwan University of Science and Technology of China, di Shenzhen itu mengklaim telah mengubah DNA anak perempuan kembar untuk mencegah masuknya infeksi HIV di masa depan.


Selama penelitiannya yang kontroversial, He mengklaim telah mengubah embrio tujuh pasangan selama perawatan IVF, dengan satu kehamilan yang sukses.

Tetapi, `penelitian`-nya belum dikonfirmasi secara independen oleh ilmuwan lain.

" Saya merasa bertanggung jawab bukan hanya penelitian perdana ini, namun juga menjadikannya sebuah contoh," ujar He, dikutip dari Mirror, Selasa, 27 November 2018.

" Masyarakat memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya."

Ayah si kembar diketahui positif mengidap HIV, sementara ibu mereka tidak. Untuk mencegah si kembar dari infeksi, He mengatakan, telah menonaktifkan gen yang disebut CCR5.

Gen ini membentuk 'pintu' protein, yang memungkinkan HIV memasuki sel dan menginfeksi pasien. Teknik kontroversial ini telah banyak dikritik oleh para ahli lainnya.

Seorang embriolog manusia di University College London (UCL) Inggris, Profesor Joyce Harper, mengatakan, laporan tentang upaya mengedit embrio manusia untuk ketahanan terhadap HIV adalah prematur, berbahaya, dan tidak bertanggung jawab.

“ Sebelum prosedur ini diterapkan di dunia medis, kami membutuhkan kerja bertahun-tahun untuk menunjukkan teknik itu tidak akan membahayakan orang di masa depan,” ujar Harper.

Meskipun demikian, He tetap optimis dalam studinya. " Saya percaya ini akan membantu keluarga dan anak-anak mereka," kata He. (ism)

Jangan Terjebak Berita Bohong Seputar Penularan HIV

Dream - Hoaks atau berita bohong cukup sering terjadi di dunia kesehatan. Salah satunya seputar penularan HIV/AIDS. Banyak yang percaya kalau virus HIV/ AIDSbisa ditularkan melalui kolam renang atau bersentuhan kulit.

Kabar itu tidaklah benar. Berita bohong tersebut hanya memperparah stigma terhadap penderita HIV/ AIDS. Jangan sampai terjebak dengan berita bohong seputar penyakit tersebut.

" Masyarakat perlu memahami faktanya, ada banyak hoaks soal penularan HIVyang tentunya tak bisa dipertanggungjawabkan," ujar Adyana Esti, dokter di Klinik Angsamerah, saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Seperti hoaks penularan HIV yang membuat para penderitanya semakin dijauhi. Antara lain bisa menular melalui pisau cukur, alat makan, berciuman, kolam renang, pakaian bekas, pembalut dan masih banyak lagi.

" Faktanya HIV/AIDS hanya dapat menyebar melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI). Jika virus dalam jumlah sedikit maka tidak cukup untuk menularkan," kata Adyana.

Virus HIV akan mati dalam waktu kurang dari satu menit jika keluar dari tubuh manusia. Dokter Esti menambahkan, masyarakat juga masih sulit membedakan HIV dan AIDS. Hal ini menciptakan persepsi bahwa orang dengan HIV sudah pasti terkena AIDS, dan orang dengan HIV tinggal menunggu waktu untuk meninggal.

" Ini yang salah kaprah di masyarakat. Orang dengan HIV masih bisa hidup normal dan mengejar mimpi mereka asal mendapat pengobatan yang cepat dan tepat. HIV tidak selalu berakhir dengan AIDS, namun orang dengan AIDS sudah pasti terserang virus HIV," ujarnya.

HIV adalah jenis virus (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Virus ini menyerang T cell, yang merupakan bagian dari sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

Bila T cell rusak, maka tubuh akan kehilangan kemampuan mengenali virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar