Rabu, 12 Desember 2018

Tradisi Pemotongn Jari Di Papua


MamaMuda | apakah ungkapan kesedihan yang di pertunjukkan oleh seseorang yang kehilangan anggota keluarganya ?  menangis,barang kali itu yang paling sering kita jumpai.bagi umumnya masyarkat pengunungan tengah dan khuusnya masyarakat wamena ungkapan kesedihan akibat kehilangan adalah satu anggota keluarga tidak hanya  dengan menangis saja .

biasanya mereka akan melumuri dirinya dengan lumpur untuk jangka waktu tertentu. Namun yang membuat budaya mereka berbeda dengan budaya kebanyakan suku di daerah lain adalah memotong jari mereka

Hampir sama dengan apa yang di lakukkan oleh para YAKUZA (kelompok terkenal di jepang) jika mereka telah melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi atau gagal dalam menjalankan misi mereka. sebagai ungkapan penyesalannya mereka wajib memotong salah satu bagian tubuh mereka. Bagi masyarakat pegunungan tengah,pemotongan jari di lakukkan apabila anggota keluarga terdekatnya seperti anak,istir,suami,ayah,ibu,kakak atau adik meninggal dunia

pemotongan jari melambangkan kepediahan dan sakitnya bila kehilangan anggota keluarga yang di cintai.Ungkapan yang begitu mendalam bahkan harus kehilangan anggota tubuh.bagi masyarakat pegunungan tengah keluarga memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat baliem jayawijaya kebersamaan dalam sebuah keluarga memiliki nila nilai tersendiri

pemotongan jari itu umumnya di lakukkan oleh kaum ibu,namun tidak menutup kemungkinan pemotongan jari di lakukan oleh anggota keluarga dari ihak orang tua laki-laki ataupun perempuan .Pemotongan jari tersebut dapat pula diartikan sebagai upaaya untuk mencegah "Telurang Kembali" malapetakan yang merenggut nyawa seseorang  di dalam keluarga uang berduka


seperti kisah seorang ibu asal moni ( sebuah suku di daerah paniai ),dia bercerita bahwa jari kelingkingnya  digigit oleh ibunya ketika dia baru dilahirkan. hal itu terpaksa di lakukan sang ibu karena  beberapa orang anak yang dilahirkan sebelumnya tidka terjadi kepada sang bayi. hal ini terdengar sangat ekstrim ! Namun,kenyataannya memang demikian,Wanita asal moni ini telah memberikan cucu dan cicit kepda sang ibu

pemotongan jari di lakukan dengan berbagai cara,Ada yang memotong jari dengan menggunakan alat tajan seperi pisau,parang atau kapak. Cara lainnya adalah dengan mengikat jari dengan seutas tali beberapa waktu lamanya sehingga jari yang terikat menjadi mati kemudian di potong

Namun kini budaya "potong jari " sudah di tinggalkan sekarang jarang ditemui orang yang melakukannya beberapa dekade belakangan ini.
Yang masih dapat kita jumpai adalah mereka yang pernah melakukannya tempo dulu. Hal ini di sebabkan oleh pengaruh agama yang sudah masuk hingga ke pelosok daerah papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar